Minggu, 26 Juni 2011

SELAMAT ATAS PELUNCURAN SITUS BP-4K KAB GRESIK

Semoga dengan diluncurkannya situs web BP-4K kab. Gresik dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi profesi Penyuluh pertanian, Pelaku usaha dibidang pertanian dan KTNA dalam pemenuhan kebutuhan informasi serta berbagi informasi produktif.

Senin, 20 Juni 2011

LOUNCHING BP4K KAB GRESIK DI GOR PETROKIMIA GRESIK PADA 8 JUNI 2011

Untuk menyamakan persepsi tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ( BP4K ) Kabupaten Gresik pada tgl.8 Juni 2011 bertempat di Gedung Sarana Olahraga Petrokimia Gresik diadakan kegiatan Lounching BP4K, dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan pengukuhan KTNA Kab Gresik.

SOSIALISASI SLPTT JAGUNG DI POKTAN PUTATLOR

 Agar tercapai pemahaman anggota Poktan yang sama terhadap Program SLPTT Jagung Tahun 2011 , di Poktan Putatlor Desa Putatlor Kec.Menganti pada Senin Tgl.20 Juni 2011 jam 20.00 diadakan sosilisasi lanjutan Pgoram SLPTT Jagung. pada kegiatan tersebut selain dihadiri oleh PP Pendamping ; Jainuri              ( THL-TB Kec.Menganti ) juga dihadiri Ka. Balai Penyuluhan Kecamatan menganti.
Tampak kesungguhan para anggota Poktan dalam mengikuti alur acara sosialisasi

KEGIATAN MONEV GAPOKTAN PUAP DI KEC MENGANTI

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Gapoktan pelaksana PUAP 2010 di Desa Gempolkurung oleh Team Monev Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kab. Gresik .16 Juni 2011


Senin, 13 Juni 2011

KEGIATAN PENYULUH THL-TB KECAMATAN MENGANTI

Kegiatan Penyuluh THL-TB Kecamatan Menganti dalam memasukkan data kegiatan lapang menggunakan vasilitas email .....

PENGURUS GAPOKTAN BETON PELAKSANA SLPTT PADI 2011

Pak Kasan Pelaksana SLPTT Padi 2011 dari Gapoktan Beton Desa Beton Kec. Menganti

KEGIATAN SLPTT PADI

Pelaksanaan SLPTT di Desa Gadingwatu Kec. Menganti dengan fokus pada penerapan pengendalian hama penyakit secara aman terhadap lingkungan ....

Minggu, 12 Juni 2011

KEGIATAN PERTEMUAN PENGURUS GAPOKTAN SE KEC MENGANTI

Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Gapoktan se Kec. Menganti dan Ketua Kelompoktani Pelaksana SLPTT 2011 difokuskan pada pembahasan perencanaan kebutuhan pupuk Musim Tanam 2011  - 2011/2112 serta persiapan pelaksanaan SLPTT 2011 - 2011/2012.
Kegiatan juga dihadiri oleh Petugas Petro Kayaku melalui penjelasan tentang produk produk pestisida yang dapat efektif dipergunakan untuk pengendalian hama wereng coklat.

PERTEMUAN KOORDINASI KEPALA DESA SE KEC MENGANTI


KEGIATAN PEMBUATAN KOMPOS DI DESA GADINGWATU

Sabtu, 11 Juni 2011

PENGENDALIAN ULAT BULU

Peningkatan populasi ulat bulu bermula di Probolinggo, menyebabkan
daun tanaman mangga gundul, dan ulat-ulatnya masuk ke pemukiman sehingga
mengganggu penduduk. Ulat yang mendominasi di Probolinggo adalah dari
keluarga Lymantriidae, dengan dua spesies yang dominan yaitu Arctornis
submarginata dan Lymantria marginata. A. submarginata merupakan spesies
khas dan spesifik Probolinggo yang hingga saat ini belum ditemukan di wilayah
lain. Ulat bulu banyak sekali jenis, pada keluarga Lymantriidae saja terdapat
ribuan jenis. Selain keluarga Lymantriidae, seperti Cricula trifenestrata dari
keluarga Saturniidae banyak terdapat pada pohon alpukat, jambu mente,
kedondong, dan Maenas maculifascia dari keluarga Arctiidae banyak terdapat
pada tanaman kenanga/ylang-ylang. Menurut laporan dari 33 provinsi selain
di Probolinggo, populasi ulat bulu masih rendah dan hanya ditemukan di
beberapa pohon saja. Jenis ulat berbeda antara satu wilayah dengan wilayah
lain. Hal ini merupakan kejadian dinamika populasi hama. Berdasarkan uraian di
atas, masyarakat tidak perlu panik, namun tetap waspada untuk mengantisipasi
kemungkinan peningkatan populasi sehubungan dengan dampak dari perubahan
iklim (Climate change) dan pemanasan global (Global warming) terhadap pola
hidup dan tingkah laku serangga, khususnya ulat bulu.

Sepuluh langkah pengendalian ulat bulu
1. Pemantauan dan identifikasi jenis hama, stadia hama, bagian dan jenis
tanaman yang diserang, tingkat/intensitas serangan, serta kondisi lingkungan
untuk disampaikan kepada petugas terkait.
2. Lakukan pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan dan
memusnahkan ulat, antara lain dengan cara dibakar atau dibenamkan dalam
tanah.
3. Pemasangan lampu perangkap (light trap) untuk membunuh ngengat, karena
ngengat aktif di malam hari dan tertarik cahaya.
4. Mengumpulkan pupa/kepompong dan memasukannya kedalam botol
plastik yang diberi lubang-lubang, sehingga ngengat yang terbentuk tidak
dapat keluar sedangkan parasit yang muncul dapat keluar dan kembali
berperan di alam.
5. Pelihara dan lestarikan musuh alami seperti predator semut rangrang dan
burung dengan cara melarang penangkapan burung dan melarang
pengambilan telur semut di pohon, atau melestarikan dan memperbanyak
koloni semut dengan cara memasang sarang buatan dari daun kering dan
bambu.

6. Gunakan insektisida hayati berupa jamur, virus, bakteri, nematode, antara
lain dengan cara (a). Mengumpulkan ulat yang mati terkena virus
(menggelantung) dan mengaduknya dengan air, lalu menyemprotkan kembali
ke ulat, (b). Mengumpulkan kepompong atau ulat yang terkena jamur
(berwarna putih – jamur Beauveria dan hijau – jamur Metarhizium), lalu
perbanyak di media jagung dan semprotkan ke ulat, (c). menggunakan
insektisida hayati yang sudah diproduksi dan tersedia di Dinas/lembaga yang
berwenang.
7. Pemasangan pembatas (burrier) pada batang pohon mangga berupa lem
atau kain beracun, khususnya bagi ulat Arctornis yang memiliki sifat ketika
malam hari naik ke bagian atas (kanopi) untuk memakan daun dan pada
siang hari turun ke batang untuk bersembunyi dari serangan predator.
8. Jika kondisi populasi ulat sangat mengkhawatirkan dapat digunakan
insektisida alami yang relatif ramah lingkungan, berupa insektisida nabati
(berasal dari tumbuhan), seperti mimba, tembakau, akar tuba, piretrum,
gadung, suren dan lainnya. Perlu diketahui bahwa insektisida nabati tidak
menyebabkan kematian langsung seperti insektisida sintetis.
9. Pada kondisi kritis, maka jalan terakhir dapat digunakan insektisida kimia
sintetis yang berdaya racun rendah berlabel hijau.
10. Jangan menggunakan insektisida kimia sintetis untuk tindakan pencegahan,
karena akan mengganggu keberadaan musuh alami dan mencemari
lingkungan.

Tindakan antisipasi mencegah ledakan populasi ulat bulu

  1. Dinas/institusi yang berwenang melakukan pemantauan dan identifikasi secara rutin tentang jenis hama, stadia hama, bagian dan jenis tanaman yang diserang, tingkat/intensitas serangan, serta kondisi populasi musuh alami.
  2. Melakukan pelestarian musuh alami (parasitoid, predator dan patogen)
  3. Mengembangkan informasi publik tentang ulat bulu.
  4. Melakukan pelatihan SLPHT bagi petugas dan petani antara lain dalam pemantauan hama, pemanfaatan dan memproduksi pestisida nabati dan agensia hayati.
  5. Memanfaatkan informasi hasil penelitian dalam pengendalian ulat bulu.